magazine-life.com – Peneliti dari Stanford University mengumumkan penemuan penting yang berpotensi mengubah arah terapi Parkinson genetik. Dalam studi terbaru mereka, tim ilmuwan menemukan bahwa menghambat enzim LRRK2 yang terlalu aktif dapat memulihkan silia primer—struktur mirip antena kecil pada sel otak yang sangat penting untuk komunikasi antar sel saraf.
Pada penderita Parkinson genetik, mutasi pada gen LRRK2 menyebabkan enzim ini menjadi hiperaktif. Akibatnya, silia primer di permukaan sel otak menghilang atau rusak. Padahal, silia ini berperan penting dalam menerima sinyal dopamin dan sinyal pelindung saraf lainnya. Tanpa silia, komunikasi antar sel terganggu, dan sistem saraf menjadi rentan terhadap kerusakan.
Dalam eksperimen mereka, peneliti Stanford berhasil menurunkan aktivitas enzim LRRK2 pada model sel dan hewan. Hasilnya, silia primer tumbuh kembali. Lebih penting lagi, fungsi dopamin—yang sangat krusial dalam mengendalikan gerakan tubuh—juga kembali berjalan normal. Ini merupakan kabar baik, terutama bagi pasien Parkinson yang disebabkan oleh faktor genetik.
Parkinson genetik mencakup sekitar 10–15% dari seluruh kasus Parkinson. Selama ini, pengobatan hanya berfokus pada gejala, bukan akar biologisnya. Temuan dari Stanford ini membuka peluang baru untuk mengembangkan terapi yang menargetkan penyebab langsung penyakit, bukan hanya efeknya.
Para peneliti menekankan bahwa studi lanjutan pada manusia masih dibutuhkan sebelum terapi ini bisa digunakan secara klinis. Namun, langkah ini menunjukkan bahwa Parkinson genetik bisa ditangani dengan pendekatan molekuler yang lebih tepat sasaran.
Mungkin Anda Berminat Dengan : Cobain Squid Game: Unleashed, Game Seru Penuh Reward!