Angin Puting Beliung Rusak Puluhan Rumah di Cimahi

Puluhan

Puting Beliung Cimahi Rusak Puluhan Rumah, Warga Panik dan Mengungsi

Bencana puting beliung Cimahi kembali mengingatkan warga Jawa Barat akan dahsyatnya perubahan cuaca ekstrem. Angin kencang yang melanda wilayah tersebut pada Selasa sore menghancurkan puluhan rumah di beberapa kelurahan, memaksa warga mengungsi ke tempat aman. Dalam hitungan menit, suasana tenang berubah menjadi kepanikan ketika atap rumah beterbangan dan pepohonan tumbang menutupi jalanan utama.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, fenomena angin puting beliung itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB dan berlangsung kurang dari 10 menit. Meskipun singkat, kekuatannya cukup untuk merobohkan bangunan ringan dan menumbangkan tiang listrik. Beberapa warga mengalami luka ringan akibat tertimpa reruntuhan saat berusaha menyelamatkan diri.


Kronologi Kejadian dan Dampaknya

Petugas lapangan melaporkan bahwa angin berawal dari arah barat daya, disertai hujan deras dan kilatan petir. Dalam waktu singkat, angin berputar kencang hingga mencabut genteng dan memporakporandakan dinding rumah warga. Sekitar 45 rumah mengalami kerusakan, sebagian besar di wilayah Cibeber, Melong, dan Leuwigajah.

Selain itu, beberapa fasilitas umum juga terdampak, termasuk pos ronda, warung, dan kabel listrik yang terputus. Aliran listrik di beberapa kawasan sempat padam total hingga malam hari. BPBD bersama PLN dan aparat TNI-Polri langsung turun tangan untuk mengevakuasi warga dan memperbaiki jaringan yang rusak.

Salah satu warga, Asep (48), mengaku masih trauma. “Anginnya datang tiba-tiba, suaranya keras sekali seperti pesawat jatuh. Genteng rumah langsung terbang, dan kami hanya bisa berlindung di kamar mandi,” ujarnya.


Langkah Cepat Pemerintah dan Relawan

Pemerintah Kota Cimahi bergerak cepat dengan membuka posko darurat di balai kelurahan. Relawan dari berbagai organisasi turut membantu menyediakan makanan siap saji dan selimut bagi warga terdampak. Dinas Sosial juga menyalurkan bantuan logistik berupa beras, mie instan, dan air mineral.

Kepala BPBD Cimahi, Dedi Heryadi, menyebutkan bahwa pihaknya masih melakukan pendataan terhadap jumlah kerusakan. “Kami berfokus pada keselamatan warga terlebih dahulu. Setelah situasi stabil, kami akan bantu memperbaiki rumah warga secara bertahap,” katanya.

Sementara itu, tim kesehatan setempat dikerahkan untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban luka ringan dan memantau kondisi lingkungan agar tidak menimbulkan penyakit pasca-bencana.


Faktor Cuaca dan Peringatan Dini BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung menjelaskan bahwa puting beliung Cimahi dipicu oleh awan cumulonimbus yang tumbuh cepat akibat pertemuan massa udara lembap. Fenomena ini kerap muncul di wilayah dataran tinggi pada musim peralihan dari kemarau ke penghujan.

BMKG juga memperingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi angin kencang dan hujan lebat yang masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan. Masyarakat diimbau memperkuat atap rumah, memangkas ranting pohon besar di sekitar permukiman, dan segera mencari tempat aman jika melihat tanda-tanda awan gelap berputar.


Suasana Pasca-Bencana dan Harapan Warga

Kini, warga yang terdampak mulai membersihkan puing-puing rumah mereka. Meski banyak yang kehilangan tempat tinggal, semangat gotong royong kembali terlihat di antara masyarakat. Beberapa rumah yang rusak berat akan diperbaiki melalui bantuan pemerintah daerah dan donasi masyarakat.

Di sisi lain, bencana puting beliung Cimahi juga membuka mata banyak pihak tentang pentingnya mitigasi bencana di tingkat lokal. Edukasi mengenai cuaca ekstrem, sistem peringatan dini, dan pembangunan rumah tahan angin kini menjadi perhatian utama pemerintah dan warga.

“Bencana ini membuat kami sadar, bahwa setiap orang harus siap menghadapi hal tak terduga,” kata Tati, salah satu warga yang rumahnya rata dengan tanah. Ia berharap bantuan segera datang agar mereka bisa kembali beraktivitas normal.


Penutup

Tragedi puting beliung Cimahi menjadi pengingat bahwa fenomena alam tak dapat dihindari, namun dampaknya bisa diminimalkan dengan kesiapsiagaan. Pemerintah dan masyarakat kini bahu-membahu memulihkan kondisi, menata kembali kehidupan setelah badai berlalu. Harapannya, Cimahi bisa segera bangkit dan lebih tangguh menghadapi bencana di masa mendatang.