Gunung Semeru Waspada, Tercatat 127 Letusan dalam 24 Jam

Gunung

Gunung Semeru Catat 127 Letusan dalam 24 Jam, Status Masih Waspada

Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Dalam kurun waktu 24 jam terakhir, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat 127 kali letusan yang disertai dengan gempa vulkanik dan hembusan abu tebal. Kondisi ini membuat pihak berwenang meminta masyarakat di sekitar lereng gunung untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi erupsi susulan.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur melaporkan bahwa aktivitas letusan terjadi hampir setiap 10 hingga 15 menit. Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga cokelat kehitaman, dengan ketinggian mencapai 600 hingga 1000 meter di atas puncak. Angin membawa abu vulkanik ke arah barat daya, sehingga beberapa wilayah di Kabupaten Lumajang dan sekitarnya mengalami hujan abu tipis.

Aktivitas Vulkanik Terus Meningkat

Menurut data PVMBG, peningkatan jumlah letusan ini mengindikasikan tekanan magma yang masih tinggi di dalam tubuh gunung. Meski statusnya masih pada level Waspada (Level II), para ahli menegaskan bahwa aktivitas Semeru perlu diantisipasi dengan serius. “Letusan yang terjadi dalam 24 jam terakhir menunjukkan adanya suplai magma baru ke permukaan,” ujar Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, dalam keterangannya.

Pihaknya juga mengingatkan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah, terutama di sektor tenggara yang merupakan jalur aliran awan panas. Warga diminta untuk selalu memperhatikan informasi resmi dan tidak mudah percaya pada kabar yang belum terverifikasi.

Dampak ke Warga Sekitar

Aktivitas Semeru yang meningkat berdampak pada kehidupan warga di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro. Beberapa warga mulai menggunakan masker untuk menghindari paparan abu vulkanik yang terbawa angin. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang juga telah menyiagakan pos pengungsian dan logistik darurat jika kondisi memburuk.

Sejumlah sekolah di area terdampak memilih untuk meniadakan aktivitas belajar tatap muka sementara waktu. “Kami menunggu instruksi lebih lanjut dari pemerintah daerah,” ujar salah satu guru SD di Candipuro.

Upaya Pemantauan dan Peringatan Dini

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, PVMBG meningkatkan frekuensi pemantauan menggunakan seismograf dan kamera termal. Sistem peringatan dini juga telah diaktifkan untuk mendeteksi potensi aliran lava dan awan panas guguran.

Masyarakat diimbau segera melapor kepada aparat desa apabila melihat tanda-tanda aktivitas vulkanik yang meningkat, seperti suara gemuruh kuat, lontaran batu pijar, atau bau belerang yang semakin menyengat.

Gunung Semeru: Aktivitas yang Tak Pernah Reda

Gunung Semeru memang dikenal sebagai gunung berapi paling aktif di Pulau Jawa. Dalam beberapa tahun terakhir, gunung ini terus menunjukkan gejala erupsi dengan interval yang relatif pendek. Erupsi besar terakhir terjadi pada Desember 2021, yang menelan korban jiwa dan menghancurkan sejumlah permukiman di lereng gunung.

Meski saat ini belum ada tanda-tanda erupsi besar, aktivitas Gunung Semeru yang mencapai 127 kali letusan per hari menunjukkan bahwa sistem vulkaniknya masih sangat aktif. Para ahli menegaskan bahwa kewaspadaan dan kesiapsiagaan tetap menjadi kunci utama untuk menghindari risiko bencana yang lebih besar.